Selasa, 19 November 2013

Daydreaming



Daun-daun bergemerisik di antara ranting- ranting pepohonan yang tumbuh sepanjang jalan setapak. Aku melihat Logan di ujung jalan sana. Laki-laki itu terlihat tampan dengan rambut kecokelatan yang ikut menari tertiup semilir angin menjelang musim panas. Senyumnya selaras dengan pancaran bening mata birunya. Dan dia menungguku.

Setelah aku sampai, dia menggapai tanganku. “ Ayo!” katanya masih dengan senyum itu.

Logan membawaku menelusuri celah-celah hutan, menapakkan kaki dari satu batu ke batu yang lainnya sampai di seberang sungai kecil, melompati akar-akar raksasa, meniti jembatan kayu tua hingga sampai di padang rumput jauh di bagian tenggara hutan dengan pemandangan gunung juga awan-awan lembut yangmenggantung.

“ Tempat apa ini?” tanyaku dan tanganku belum ingin melepaskan genggaman tangannya.

“ Tempat kesukaanku. Indah bukan?” ia mengatakan dengan bangga.

Aku pun mengangguk setuju. “ Memang indah..”

Kemudian Logan menyenggolku dengan lengannya, “ Hei, kau tidak mau menari-nari seperti yang dilakukan kebanyakan artis di film-film?”

Dahiku mengernyit. “ Apa? Tidak. Tidak mau. Aku..”

Logan menunggu.

“ Aku malu padamu,” kataku lirih.

Dia tertawa. Dia akan semakin mengagumkan kalau begitu.

“ Baiklah..” dia menarikku ke tengah padang itu.

Dia mendudukkanku dan dia duduk tepat di hadapanku. Jujur aku sangat malu dan juga salah tingkah. Ini adalah kencan pertama kami, dimana hanya ada kami berdua di tempat indah ini. Burung-burung kecil mungkin sesekali terbang merendah atau hinggap di sekitar kami. Mungkin karena ini kencan pertama jadi hanya sedikit sekali hal yang kami bicarakan. Aku tidak punya gagasan selain.. Logan, dia sangat mempesona.

Lirikan matanya selalu membekukan pikiranku namun saat ini, di kencan pertama ini, hal itu membuatku terbang melayang jauh tinggi ke nirwana. Kulitnya yang putih kontras dengan warna rerumputan di sekitar kami melelahkanku untuk menutup mata. Suaranya bersama desis angin menjadi sebuah melodi yang memabukkanku. Logan sendiri, secara keseluruhan, dia membuatku jatuh cinta setengah mati. Dia benar-benar jelas. Dia ada di sini bersamaku. Kami. Hanya berdua.

Sulit bagiku untuk menoleh selain padanya karena padanganku hanya tertuju pada sosok setengah dewa dalam wujud manusia yang sangat manusiawi ini. Tangannya yang hangat masih di sana, menggenggam tanganku. Satu tangan yang lainnya kemudian bergerak menangkap rambutku yang ingin kabur bersama angin. Jemarinya pun menelusurinya sampai ujung, sesekali memainkan rambutku juga menyisirnya.

“ Apa yang kau lakukan?” aku hampir tertawa melihatnya melakukan itu.

Logan diam sejenak tidak menjawab. “ Aku suka rambutmu..” dia menarik sejumput rambutku dan menciumnya. Siapa yang tidak akan luluh olehnya? Jujur saja.

“ Kau suka apel,” katanya masih menempelkan hidungnya pada rambut itu.

“ Apa kau juga suka?”

“ Sepertinya..” kurasakan ada getar tawa di sana.

“ Wanginya lebih manis dari stroberi, menurutku.”

Logan pun menelusuri rambut itu sampai ke pangkal. “ Aku tak suka stroberi,” dia berbisik di telingaku.

“ Jadi..” aku pun menggerakkan kepalaku, wajahku kini berhadapan dengannya. “ Kenapa?” kutatap sejenak mata birunya yang bersinar menjagaku itu.

“ Rasanya lucu..” dia membuatku tertawa lalu perlahan mengecup bibirku.

Tiupan mesra angin dari barat daya pun akhirnya menariknya dariku. Kukira aku kehilangan dirinya. Barangkali tadi hanya khayalanku saja. Tetapi cahaya dari mentari pun menjelaskan pandanganku yang kabur karena kekhawatiran beberapa saat tadi. Logan masih di sana. Dia tersenyum, memamerkan lengkungan bibirnya pada hijaunya rerumputan dan sesekali ia mencuri pandang padaku.

Aku benar-benar menyukainya.



Sabtu, 05 Oktober 2013

Going Gone


-Going Gone-

Oleh: Sarwendah Noor Aishah


Matahari menggantung tinggi sedikit lebih ke bagian utara. Dedaunan berkilau keemasan diterpa sinar mentari. Angin bertiup ke arah barat, lembut dengan sensasi liarnya. Di bawah naungan musim gugur, di dunia bagian selatan, seseorang telah membuatku turun ke sana.


Tidak sulit menemukannya, jiwa yang masih penasaran itu, aku dapat mengetahui hawa penasarannya yang tidak pernah berpindah sejak tujuh jam terakhir. Dia duduk di atas pagar kayu di bawah pohon apel. Matanya lurus menatap kekosongan. Sepertinya dia pun tidak menyadari kedatanganku.

“ Apa kau punya kenangan di kebun ini?” tanyaku sembari duduk di sampingnya.

Lama tidak ada jawaban, walau akhirnya yang kudapati ia malah bertanya hal lain padaku. “ Apa kau tersesat?”

Pikirku memang wajar kalau dia bertanya seperti itu.

“ Aku Elda. Aku tahu benar jalanan di sini, bahkan seluruh dunia ini. Mungkin kau yang tersesat, Claude.”

Roh laki-laki muda itu mengamatiku. “ Siapa kau?”

“ Aku yang akan membawamu ke tempat dimana seharusnya kau berada,” kataku.

“ Kau?” nadanya meninggi namun ada getar tawa yang siapapun akan menangkapnya dengan jelas. “ Lihat dirimu! Bahkan kau tidak punya sayap untuk terbang. Mungkin kau gadis indigo yang suka bermain-main dengan hal astral.”

Dia tahu kalau dia sudah mati. Kukira tadinya dia adalah roh yang tidak menyadari kalau dirinya sudah mati. Kemudian Claude diam. Wajahnya yang sangat angkuh mendongak memandang langit kelam.

“ Perlu kau ketahui, jika kau tidak segera ikut denganku kau tidak akan..”

Lalu kudengar Claude terkekeh. “ Ada apa denganmu?” ia menyahut.

“ Kau harus pergi bersamaku atau kau di sini, sengsara, terjebak bersama iblis dan roh-roh sengsara lainnya.. Kau tak akan bisa lagi meminta untuk pergi kemana seharusnya kau berada.”

“ Hei.. Biarkan aku terperanjat di sini!” Claude menginterupsi lagi, kali ini ia tersenyum. Bentuk bibirnya sedemikian rupa. Bangga. Lalu ia membisikkan sesuatu tidak kepada siapa-siapa selain dirinya sendiri.

“ Lalu apa yang masih menjadi urusanmu?”

Claude memandangku, menyipitkan matanya. Sangsi. “ Apa?”

Sungguh tidak membantu, lalu dia berteriak: “ APA YANG MENJADI URUSANKU?” lanjutnya, “ SIAPA KAU?” kemudian berbisik, “ Beraninya..” dan berteriak lagi, “ APA HAKMU UNTUK MENANYAKAN URUSANKU?”

Akupun menatapnya lekat- lekat. “ Hakku adalah mengantarmu pada hakmu. Karena hakmu ada padaku. Apa kau benar-benar ingin tetap di dunia ini?”

Dia diam beberapa saat dalam perangainya yang keras juga sulit itu. Mencerna kata- kataku dalam proses pemikirannya yang rumit. “ Entahlah,” tiba-tiba Claude melunak, suaranya pelan, wajahnya merana dalam keangkuhan itu. Claude yang super menyebalkan ini pun berdiri, kemudian menyanyikan sebuah lagu sambil melangkah hingga menghilang kabur bersama angin.


Sungguh aku tidak bingung, namun Claude itu membingungkan. Dia tidak berbahaya, dia pun tidak memberontak, tidak juga berusaha untuk melarikan diri seperti kebanyakan roh-roh yang tidak menginginkan kematian. Tetapi Claude tahu dirinya sudah mati. Apa yang masih menjadi urusannya di dunia ini? Hal itu semestinya sangat besar dan berarti baginya. Dan di sinilah aku, selain menjemputnya menuju dunianya yang selanjutnya, aku harus membantunya menyelesaikan apa yang masih mernjadi urusannya sehingga aklamasinya sempurna sebelum iblis menguasai pikirannya.

Beberapa saat kemudian kutemukan ia di sebuah makam, letaknya sangat jauh dari perkebunan apel tadi, mungkin bukan di kota yang sama.

“ Siapa yang sedang kau pandangi?” aku berdiri di belakang roh Claude yang duduk di antara anak tangga dekat pintu gerbang.

Claude menelengkan kepalanya dan berbisik, “ Si anak indigo ini bisa mengejarku?”

“Apa cewek itu yang membuatmu betah di sini?” tanyaku sambil memperhatikan seorang gadis dengan mata sembab terselubungi kesedihan berdiri memandangi sebuah pusara baru dengan nama Claude terukir di sana.

“ Siapa?” katanya sinis. “ Aku sama sekali tidak mengenalnya,” dia beranjak keluar dari pemakaman.

“ Dia berdiri di depan makammu.. Masa sih kau tak kenal?” ujarku dan mengejarnya.


Kami berada di sebuah kamar yang tidak begitu luas, lantai dua sebuah rumah di pinggiran kota. Terdengar suara lagu yang persis sama dengan lagu yang didendangkan oleh Claude beberapa waktu lalu. Sebuah lagu yang singkat, lagu itu mengalun dengan melodi yang damai dan indah.



We through the darkness underground

The sun’s waiting to be found

Trees whisper to the river..

Running free through the sea

Out there, yeah, yeah.. yeah…



Claude bernyanyi di sepanjang lagu, suaranya lebih lirih. Ia berjalan memeriksa kamar yang sebenarnya adalah miliknya. Aku mengetahuinya karena ada beberapa poster dan cover majalah dengan gambarnya terpampang di dinding, melekat di seberang tempatku berdiri sekarang. Dia seorang musisi, inspirasi bagi pemuda sebayanya, idola banyak gadis di seluruh negeri, dan satu dari sekian bintang yang dibenci para reporter juga jurnalis.

“ Inikah sebabnya kau agak menyebalkan?”

Claude terdiam di dekat asal suara nyanyian.

“ Aku tidak akan menghebohkan dunia manapun karena aku mengikutimu dan mencoba membujukmu. Paling tidak aku hanya punya laporan tentangmu. Aku tidak pandai mengarang cerita. Kami tidak pandai mengarang..”

“ El,” dia menoleh ke belakang punggungnya, padaku. “ Mengapa mereka bisa ditolak? Roh-roh sengsara itu.. kenapa tidak bisa kembali ke tempatnya yang semestinya?”

Jujur aku senang dia bertanya seperti itu. “ Karena mereka bukan jiwa yang utuh lagi..” jawabku.

“ Apa itu jiwa yang utuh?”

“ Sepertimu,” lanjutku, “ Di dunia ini ada banyak sekali kasus jiwa-jiwa menjadi penasaran karena tidak menginginkan kematiannya atau memiliki dendam. Ada di antara mereka yang pulang bersama kami dan mengikhlaskan itu semua, sebab mereka masih mendengarkan hati nurani mereka. Inilah kelemahan yang diincar oleh para iblis. Hati nurani. Penghasutan itu akan terus berlanjut karena iblis memiliki dendam yang begitu besar pada manusia. Iblis ingin jiwa-jiwa itu lebih sengsara darinya, terjebak di dunia ini sampai di akhir waktu.”

“ Tapi kau juga menghasutku..” Claude tersenyum.

“ Iblis yang kejam itu ada di dalam diri setiap manusia. Sesuatu yang tidak terlihat namun dapat dirasakan, sesuatu yang selalu bertentangan dengan keinginan hati kecilmu, yang membuatmu lemah sehingga menyerah. Menjadikanmu kejam, serakah, pendendam..”

Claude mengeluarkan suara seperti menghela napas. “ Pernah ada seorang anak kecil bertanya padaku: Claude, apakah kau percaya pada iblis? Kau tahu jawabanku apa?” dia tak perlu menunggu tanggapanku dan meneruskan, “ Kukatakan padanya: Tentu saja, sebab akulah iblis itu.” Roh pemuda itu mengembangkan bibirnya, tersenyum ganjil. Senyuman itu tidak selaras dengan ekspresi matanya yang menerawang entah kemana, mengambang diangan-angannya. “ Kau benar.”


Sekitar dua jam kami berdiam diri di kamar ini. Tidak ada lagi suara lagu. Lagu terakhir sudah berhenti beberapa menit yang lalu. Lagu terpanjang dari semua lagu yang telah diputar. Petikan-petikan dari gitar listrik sebagai pembukanya kemudian mengalun bersama alunan romansa gitar akustik, bass dan pekursi menjadi sebuah harmonisasi melodi antar angkasa. Beberapa kali di bagian terakhir suara lengkingan gitar listriknya menyayat kehampaan yang tercipta di atmosfer lagu tersebut. Mungkin jika aku manusia pasti aku sudah tergila- gila pada Claude sebagai pencipta lagu tersebut.

Tiba- tiba pintu kamar bergerak terbuka. Seorang wanita paruh baya masuk kedalam. Salah satu kakinya pincang ketika berjalan. Kulitnya sudah mulai keriput, sangat jelas terutama di bagian wajah. Matanya yang biru memancarkan ketenangan dan kesabaran. Alisnya persis seperti milik Claude, dengan sedikit perbedaan bahwa milik putranya tersebut melengkung tegas seperti ciri khas milik laki- laki lainnya.

Wanita tua itu pun mencapai sebuah pemutar musik di dekat jendela. Jarinya yang lemah itu menekan sebuah tombol. Lagu-lagu bertema mentari, bintang, hujan, dunia, serta rumitnya pikiran seorang penyendiri pun kembali mengisi keheningan di kamar ini.

“ Dialah alasanku..” kata Claude lirih. “ Aku bukan anak yang baik. Ya, aku memang manis saat masih kecil. Selalu sendirian. Semua orang bilang aku ini anak yang sangat manis. Jarang bicara. Sedikit sekali orang yang mengenaliku dan kuputuskan bahwa aku juga tidak mau mengenali orang yang ‘kelihatannya’ tidak mengenaliku. Aku suka berprasangka.”

“ Kau tahu, menjadi Claude yang terkenal bukanlah tujuanku. Tujuanku hanyalah ingin melampiaskan perasaanku saja. Aku suka bernyanyi. Aku suka bermain gitar. Kadang aku bermain piano.. Ketika semua orang mengenaliku, aku tak senang dengan keadaan itu: gadis-gadis yang tergila-gila, anak laki-laki yang bersorak-sorai, jurnalis-jurnalis yang munafik, fotografer dan sorot lampu flashnya. Makanya aku tak pernah serius dengan apa yang kulakukan di atas panggung dan benci sekali yang namanya wawancara.

“ Aku pernah bertengkar hebat dengan ibuku. Entah siapa yang salah.. Aku mabuk dan marah lalu memukulnya. Kulihat dia menangis tetapi aku tak bergeming. Kemudian aku melawan petugas yang berusaha menangkapku. Sejak saat itu aku dan ibuku tidak pernah berhubungan.

“ Kejadian yang terakhir ini adalah hal yang membuatku sangat menyesal. Aku berjalan sendirian di kota, tengah malam, setengah mabuk. Mungkin ini yang disebut dengan ‘mati konyol’. Di persimpangan jalan aku tak memperhatikan rambu-rambu dan keadaan di sekitarku. Sedan itu membuat tubuhku terpelanting. Aku pun koma selama dua hari. Ayahku telah tiada. Ibuku tak ada di sana. Seharusnya dia yang ada di sampingku. Aku ingin begitu.”

Claude memandangku tanpa harapan, “ Dia hanya hadir saat pemakaman. Kulihat, sekali lagi, dia menangis.”

Sengaja aku tersenyum padanya. “ Dia sangat menyayangimu. Hati seorang ibu bagaikan baja, Claude. Betapapun kau pernah melukainya, dia selalu menyayangimu tanpa sepengetahuanmu, memikirkanmu, mengharapkanmu kembali.”

“Dia selalu memutar lagu-laguku akhir-akhir ini. Dia merindukanku..” kata Claude.

Sepertinya inilah kesempatanku untuk membujuknya. “ Dia pun menginginkanmu berada di tempatmu.”

“ Tetapi dia menginginkanku ada di dekatnya!” gertak Claude.

“ Claude, kau pernah kehilangan ayahmu. Apa yang kau inginkan? Kau pasti berdoa agar ayahmu berada di tempat yang terbaik.”

“ Lalu aku menyusulnya dan tidak ada yang menemani juga melindungi ibuku di dunia ini?”

“ Kau transparan. Menyentuh benda pun tak bisa. Kau hanya dapat melihat..”

“ Kau sangat tidak membantu, anak indigo!”

Ketika Claude hendak menghilang melarikan diri, wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunya berbisik di tengah lagu yang Claude dendangkan beberapa waktu lalu. “ Aku telah memaafkan anak itu sejak dia pergi meninggalkanku terluka malam itu.. Aku menyesal tidak menungguinya untuk yang terakhir kali. Semoga dia tenang dan berkumpul bersama ayahnya di tempat yang sempurna.”

Claude tidak bergeming. Dia menangis tak bersuara.

...

“ El, aku siap disiksa karena telah menyakitinya,” kata Claude sambil memandang studio sekaligus rumahnya itu untuk terakhir kalinya.

“ Doa dan maaf ibumu akan meringankan hukumanmu,” hiburku.

Pemuda ini sudah siap. Sebuah suara menggelegar, suara kepakan sayap yang kusembunyikan. Cahaya yang lebih menyilaukan dari sinar mentari menyelubungiku. Kuulurkan tanganku padanya.


Claude menerimanya dan terbang bersamaku, pergi dari dunia ini sementara wanita paruh baya, ibu Claude, di ambang jendela menyaksikan pemandangan yang belum pernah terjadi selama hidupnya. Wanita itu tersenyum melihat putranya tenang, terbang bersama musim gugur, angin; dan jiwa kami pergi ke nirwana.



12/07/13 - 04/10/2003

Minggu, 18 Agustus 2013

KEMISKINAN DI JEPANG

Jepang pernah hancur dan porak- poranda dalam perang dunia II akibat pengeboman Amerika Serikat terhadap dua kota besar Hiroshima dan Nagasaki. Di masa ini Jepang telah bangkit kembali dan berubah menjadi salah satu macan di Asia sebagai negara yang maju dan modern.


Namun di tengah hiruk- pikuk kemajuan Jepang itu, masih adakah orang miskin disana?

Mungkin dan tidak mungkin. Di Jepang sendiri sebagai negara yang terpandang sangat maju pun ada kemiskinan walaupun kecil angkanya.

Masyarakat Kelas Menengah
Mitos mengenai “Jepang sebagai masyarakat setara” telah tertanam begitu kuat dalam benak masyarakat, kesadaran tentang kemiskinan sebagai suatu masalah sosial di Jepang menjadi sangat rendah. Karena identitas “kelas menengah” begitu mengakarnya, isu kemiskinan dan ketidaksetaraan tidak menjadi bagian dari agenda politik nasional sepanjang 1970an hingga 1980an, dikarenakan perkembangan ekonomi Jepang yang mencapai dua digit dan standar hidup yang meningkat pesat. Keefektifan kebijakan sosial dalam memerangi kemiskinan dan ketidaksetaraan tak pernah dipertanyakan, dan kemiskinan pun “terlupakan”. Pemerintah tidak lagi mengumpulkan data statistik terkait kemiskinan sejak tahun 1960an, dan bahkan hingga sekarang tidak ada statistik resmi angka kemiskinan di Jepang.

Kemiskinan menjadi isu belakangan di tahun ini. Pada pertengahan 2000an, angka kemiskinan relatif di Jepang tercatat sekitar 15 persen. Masyarakat Jepang kebanyakan tidak menyadari tentang “kemiskinan” di sekitar mereka, karena orang-orang miskin yang bermunculan acap kali “tak terlihat”, dalam artian bahwa standar kehidupan mereka rendah.

Kondisi Sosial
Berdasarkan beberapa artikel yang telah kami baca, berikut merupakan gambaran sekilas tentang kondisi orang- orang miskin di Jepang.

Beberapa waktu yang lalu kita pernah dikejutkan dengan berita kematian seluruh anggota sebuah keluarga di sebuah apartemen di Jepang dengan kondisi mayat- mayatnya sudah membusuk. Diduga bahwa kelaparanlah atau bunuh diri yang telah menyebabkan kematian mereka.

Keluarga tersebut tidak termasuk keluarga yang terdaftar keluarga miskin yang rutin dikunjungi oleh pemerintah. Orang- orang yang tinggal disekitar pun tidak pernah mengetahui bahwa apartemen tersebut ternyata ditempati. Mungkin karena keluarga itu malu menunjukkan diri bahwa standar kehidupan keluarga itu rendah. Dilaporkan seorang tetangga pernah membujuk untuk menghubungi dinas bantuan saat si ibu dari keluarga tersebut meminjam uang setahun sebelum kematiannya.

"Sejumlah orang berupaya untuk tidak mau menerima bantuan atau mengontak pemerintah daerah setempat," kata seorang pengamat sosial Takeshiro Yoshida kepada koran Asahi Shimbun.

Seperti halnya di Indonesia, di Jepang ada pula tunawisma yang meminta- minta. Setiap malam ada diantara mereka yang tidur di ruang terbuka, seperti trotoar, depan stasiun, emperan toko, ada pula yang mendirikan tenda di gang- gang buntu atau di taman.

Dimanapun, tetapi khususnya, di Jepang kemiskinan berujung kepada kematian, lebih dari 700 orang meninggal karena kelaparan sejak tahun 2000, menurut departemen kesehatan. Bulan lalu, dua kakak beradik perempuan berusia 40-an -salah seorang diantaranya cacat mental- ditemukan meninggal karena kedinginan di Hokkaido.

Banyak pihak yang khawatir angka ini akan meningkat karena tingginya angka penggangguran pada pria setengah baya dan juga dampak bencana tsunami dan gempa 11 Maret beberapa tahun lalu.

Ketenaga- kerjaan
Satu dari setiap tiga pekerja di Jepang sekarang memiliki pekerjaan yang tidak teratur. Sementara beberapa pekerja tidak mau pekerjaan tetap, banyak dari mereka. Menghadapi masalah mereka sendiri karena resesi, banyak bisnis telah melepas banyak pekerja yang tidak teratur. Banyak orang di usia 20-an dan 30-an tidak dapat menemukan pekerjaan permanen.

Generasi Jepang berusia 39 tahun ke bawah banyak yang memilih bekerja paruh waktu atau sistem kontrak. Dibandingkan pekeraan tetap yang memberikan jaminan yang lebih baik, posisi mereka sangat rentan ketika terjadi krisis ekonomi karena status pekerjaan yang tidak tetap. Jika sewaktu- waktu terjadi krisis mereka dapat diberhentikan dari pekerjaan tersebut.

Ekonomi

Angka-angka dari tahun 2007 menceritakan kisah menakutkan di antara jutaan dari 45.430.000 orang yang bekerja sepanjang tahun. Di bagian bawah, 3.660.000 orang memperoleh ¥ 1.000.000 atau kurang. Bergerak naik menjadi antara 1 dan 2 juta yen, ada 6.660.000 orang. Sebanyak 10,32 juta orang mendapat dibawah 2 juta yen untuk tahun ini, jumlah yang sangat kecil di Jepang. Sebagian ekonomi telah terus menurun, jumlah ini mungkin jauh lebih besar sekarang.

Sebelum terkena tsunami, ekonomi Jepang telah menyimpan masalah serius. Mereka menderita penyakit 3D, yaitu Depression, Deflation, dan Demographic. Ekonominya mengalami Depresi dan terjebak dalam Deflasi yang berkepanjangan, sementara populasinya menua (Demografi). Saat terkena tsunami, mereka mendapat derita dua tambahan “D” lagi, yaitu Disaster dan Destruction. Gabungan 5D tersebut dapat membawa masalah besar yang berujung pada penyakit persisten ke 6 yang selama ini menggayuti ekonomi Jepang, yaitu DEBT (hutang).

Kebijakan dan Strategi Pemerintah Jepang

Berikut merupakan bunyi dari konstitusi di Jepang, Pasal 25: All people shall have the right to maintain the minimum standards of wholesome and cultured living. In all spheres of life, the state shall use its endeavors for the promotion and extension of social welfare and security, and public health.

Ternyata pasal 25 di dalam konstitusi Jepang memiliki bunyi yang mirip dengan pasal yang sangat terkenal dalam konstitusi Indonesia, yaitu pasal 34 UUD 1945: (1) Fakir miskin dan anak- anak yang terlantar dipelihara oleh negara. (2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Cetak biru utama kebijakan sosial Jepang adalah skema asuransi sosial semesta, yang dilengkapi dengan program-program kesejahteraan dan bantuan sosial lainnya yang relatif kecil. Empat program asuransi sosial Jepang adalah: Dana Pensiun (diberikan bagi pensiunan, penyandang cacat, dan bagi korban kecelakaan yang selamat), Asuransi Kesehatan Publik, Tunjangan Pengangguran, dan Perlindungan Jangka Panjang. Bahkan jaminan sosial juga diberikan kepada warga asing bukan penduduk tetap Jepang.


Namun sistem perlindungan sosial dan sistem pajak di Jepang tidak seefektif di negeri-negeri lain dalam hal mengurangi ketidaksetaraan dan, terutama, kemiskinan. Hal ini dikarenakan sistem perlindungan sosial Jepang pada umumnya didasarkan pada program asuransi sosial. Lebih dari 70% anggaran untuk program perlindungan sosial diperuntukkan untuk program asuransi sosial kelompok lanjut usia. Sistem asuransi kesehatan publik dan dana pensiun menghabiskan porsi terbesar pengeluaran dana keamanan sosial, atau hingga 24% dari total pendapatan nasional.

Oleh sebab itu perpindahan dana umumnya bersifat antar-generasi, dalam arti bahwa itu terjadi dari kelompok usia kerja menuju kelompok lanjut usia, bukan dari yang kaya menuju yang miskin. Juga, manfaat yang didapat dari skema asuransi sosial tidak selalu bersifat progresif. Manfaat tersebut didapatkan seseorang atas dasar kontribusi orang bersangkutan sebelumnya (dalam arti dihitung dari premi yang pernah ia bayarkan sebelumnya) dan bukan didasarkan pada “tingkat kebutuhan”. Itulah sebabnya, individu- individu miskin yang tidak berkontribusi banyak tidak dapat menerima manfaat perlindungan sosial yang sama dengan individu- individu yang lebih kaya.

Ini merupakan tugas kelompok untuk Ilmu Sosial Dasar. Dikumpulkan dari berbagai sumber :)

Makalah Perkembangan Peserta Didik Usia Remaja

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Semester 2
Dosen Pembimbing : Itsna Iftayani, M. A 

Disusun Oleh: 
Lilis Setyowati
Mar Atus Sholikhah
Nurhidayati Ali
Puspa Dewi Purnama
Sarwendah Noor Aishah

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa- masa yang sangat berwarna bagi seseorang. Dalam tahapan ini, seorang remaja memiliki kecenderungan untuk mencari hal-hal baru dalam rangka mencari jati dirinya. Remaja akan berusaha mencari tahu segala hal yang ada di dalam dirinya dan hal- hal yang ada di lingkungan luar.

Tentu saja akan muncul banyak hal yang akan menjadi masalah bagi remaja dalam mengarungi masa remaja ini. Apalagi sekarang ini seiring semakin pesatnya perkembangan zaman, ada banyak sekali hal-hal yang mungkin saja dapat membawa pengaruh buruk bagi perkembangan remaja. Jika para remaja tidak pandai-pandai dalam menyikapi perkembangan zaman ini, bisa saja mereka terjebak dalam situasi yang akan berdampak buruk pada diri mereka sendiri maupun lingkungan di sekitar mereka. Remaja jelas membutuhkan perhatian yang besar dari para orang tua,guru,maupun pihak- pihak yang bertanggung jawab pada perkembangan diri remaja. Selain itu, para remaja juga harus mampu bersikap bijaksana dalam menyikapi masa remaja ini.

Untuk itu, kami berusaha untuk membahas secara lebih mendalam mengenai hal- hal yang berkaitan dengan diri remaja agar kita tahu bagaimana sebenarnya perkembangan remaja serta hal- hal apa saja yang berkaitan pada diri remaja. Contohnya kondisi sosioemosional remaja,kemandirian remaja,moral remaja,serta kepribadian remaja. Hal ini dirasa perlu karena dengan mengetahui hal-hal tersebut,kita dapat mengenali secara baik diri seorang remaja.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik perkembangan dalam diri remaja?

2. Bagaimana kondisi sosioemosional, moral, kemandirian, dan kepribadian pada masa remaja?

C. Manfaat penulisan

1. Agar mengetahui bagaimana perkembangan dalam diri remaja.

2. Agar mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pada diri remaja.

D. Tujuan penulisan

1. Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.

2. Untuk memperdalam pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca tentang perkembangan pada diri remaja dari segi karakteristik dan kondisi sosioemosional, moral, kemandirian serta kepribadiannya.


BAB II 

PEMBAHASAN 

A. Masa Remaja


Masa remaja merupakan masa yang sebagian besar diarahkan pada hubungan dengan teman sebaya. Masa ini merupakan masa bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada pengembangan pribadi sendiri. Pada masa ini remaja lebih menyukai mengembangkan harapannya terhadap orang lain serta menaruh perhatian terhadap perilaku jujur, keadilan, dan sikap membalas jasa.

Ciri- ciri utama pada masa remaja:
a. Ciri primer
Di tandai dengan datangnya menstruasi pertama bagi wanita, dan produksi cairan pada laki laki.
b. Ciri sekunder
Perubahan pada bentuk tubuh pada kedua kelamin.
c. Ciri tersier
Yang tampak pada perubahan tingkah laku.

Karakteristik pada masa remaja:
1. Masa terbangun kepribadian,
2. Masa menemukan dirinya,
3. Masa menemukan nilai hidup,
4. Punya cita- cita,
5. Menghayati hal religius,
6. Mengalami masa kemelut ( krisis),
7. Terjadi revolusi jiwa,
8. Terjadinya pertentangan yang besar antara perasaan, pemikiran dan kemauan,
9. Timbul kritik kuat,
10. Rasa akunya (egois) menjadi lebih kuat,
11. Pandangan ke dunia luar subjektif,
12. Suka bersahabat dan jatuh cinta,
13. Puber laki – laki bersifat intelektual, dan
14. Puber wanita bersifat emosional / individu dan konkret

Pada masa remaja ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya emosi karena remaja berada tidak terkendali, dan tampak irisional tetapi dari tahun ke tahun terjadi perbaikan perilaku emosional. Perbedaan perkembangan emosi pada anak- anak dan remaja terletak pada ungkapan emosi mereka. Remaja tidak lagi mengungkapkan amarahya dengan cara gerakan amarah yang meledak- ledak melainkan dengan cara menggerutu, tidak mau berbicara atau secara keras mengkritik orang- orang yang menyebabkan amarahnya.

B. Sosioemosional Remaja

Remaja dikatakan sudah mencapai kematangan emosi bila akhir remaja “tidak” meledakkan emosinya di hadapan orang lain, melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima, salah satu tugas perkembangan remaja yang sangat sulit adalah yang berhubungan dengan penyesuain sosial.

Berikut adalah beberapa konsep dalam perkembangan sosioemosional pada masa remaja hingga dewasa :

1. Identitas, tahapan selama remaja adalah berpusat pada siapa saya. Perubahan pubertas memerlukan remaja untuk mengubah konsep fisik mereka, menyesuaikan diri terhadap harapan-harapan teman dan keluarga secara membuat keputusan tentang peranan dan tingkah lakunya.

2. Otonomi, perkembangan kepribadian lain yang penting pada masa remaja adalah tuntutan otonomi yang bertambah untuk menentukan dirinya sendiri kesadaran remaja untuk berkembang sama seperti orang dewasa yang sedang berkembang dan kemampuan mereka untuk menganalisis dan dan memperbaiki rencana mereka menjadi bertambah sulit jika mereka menerima pengarahan orang dewasa.

3. Keintiman, belajar mengembangkan komunikasi yang akrab dengan teman lawan jenisnya maupun maupun teman sejenis adalah salah satu tugas remaja yang penting. Keakraban dengan teman sejenis lebih mudah karena mereka mempunyai perubahan yang sama dan biasa bagi mereka.

Pada fase ini remaja lebih menyesuaikan gambaran dirinya terhadap rekan sebayanya. Masa remaja dalam kehidupan sosialnya lebih tertarik dengan kelompok orang yang sebaya dengannya. Ketertarikannya ini mendorong terjadinya perkumpulan yang disebut “geng”. Alasan mengapa remaja bergabung dengan “geng” (kelompok) karena mereka beranggapan bahwa kelompok tersebut dapat atau mampu memahami dan mengerti mereka sekaligus sebagai tempat mencurahkan isi hati, tempat melampiaskan perasaan tertekan serta untuk saling bertukar pengalaman.

C. Moral Remaja

Kata moral secara etimologis berasal dari bahasa Latin, yaitu mos (jamak: mores) yang berarti adat atau kebiasaan.

Seseorang dapat dikatakan bermoral apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai- nilai di masyarakat dan dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.

Perkembangan moral dapat berlangsung melalui beberapa cara, yaitu:
1. Pendidikan Langsung, yaitu penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar dan salah.
2. Identifikasi, yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya.
3. Proses Coba- coba (trial and error), yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku moral secara coba- coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan akan terus dikembangkan sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau celaan akan dihentikannya.

Perkembangan moral dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: tingkat prakonversional, tingkat konvensional, dan tingkat pascakonvensional. (Lawrence Kohlberg).

Dari ketiga tingkat tersebut Kohlberg membagi menjadi enam tahap:
1. Orientasi pada hukuman dan ketaatan
Tahap ini menekankan pada akibat fisik suatu perbuatan menentukan baik dan buruknya. Seseorang akan menghindari hukuman lebih dikarenakan rasa takut, bukan karena hormat.
2. Tahapan orientasi hedonis
Perbuatan yang benar adalah perbuatan yang memuaskan kebutuhan individu sendiri, tetapi juga kadang mulai memerhatikan kebutuhan orang lain. Hubungan lebih menekankan unsur timbal balik dan kewajaran.
3. Orientasi anak manis
Pada tahap ini anak memenuhi harapan keluarga dan lingkungan sosialnya yang dianggap bernilai pada dirinya sendiri. Unsur pujian menjadi penting dalam tahap ini karena yang ditangkap anak adalah orang dipuji karena berlaku baik.
4. Orientasi terhadap hukum dan ketertiban
Orang mendapatkan rasa hormat dengan berperilaku menurut kewajiban.
5. Orientasi kontak sosial legalitas
Terlepas dari apa yang telah disepakati secara konstitusional dan demokratis, hak adalah soal nilai dan pendapat pribadi.
6. Orientasi suara hati
Mengacu pada pemahaman logis menyeluruh, universal, dan konsistensi yang telah dipilih sendiri.

Adapun aktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan moral adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya perhatian dan pendidikan agama oleh keluarga
Orang tua adalah tokoh percontohan utama bagi anak- anaknya termasuk di dalam kehidupan sehari- hari. Namun sering kali kita jumpai dalam soal keagamaan hal itu seakan- akan terabaikan sehingga akan lahir generasi baru yang bertindak tidak sesuai dengan ajaran agaman dan bersikap materialistik.
2. Pengaruh lingkungan yang tidak baik
Kebanyakan remaja yang tinggal di kota besar menjalankan kehidupan yang individualistik dan matrealistik. Sehingga kadang kita menemukan di dalam mengejar kemewahan tersebut mereka sanggp berbuat apa saja tanpa menghiraukan hal itu bertentang dengan agama atau tidak baik.
3. Tekanan psikologi yang dialami
Beberapa remaja mengalami tekanan psikologi ketika di rumah, misal karena ada perceraian atau pertengkarang orang tua yang menyebabkan si anak tidak betah di rumah dan menyebabkan dia mencari pelampiasan.
4. Gagal dalam studi/ pendidikan
Remaja yang gagal dalam pendidikan atau tidak mendapat pendidikan mempunyai waktu senggang yang banyak jika waktu itu tidak dimanfaatkan sebaik- baiknya bisa menjadi hal yang buruk ketika dia berkenalan dengan hal- hal yang tidak baik untuk mengisi kekosongan waktunya.
5. Peranan media massa
Masa remaja adalah masa dimana seseorang mudah untuk dipengaruhi karena posisi mereka dalam proses mencari indentitas diri sehingga dengan mudahnya mereka meniru atau mencontoh apa yang dilihat, seperti pada film atau berita yang sifatnya kekerasan dan sebagainya.
6. Perkembangan teknologi modern
Dengan perkembangan teknologi modern saat ini seperti mengakses informasi dengan cepat, mudah dan tanpa batas juga memudahkan remaja untuk mendapatkan hiburan yang tidak sesuai dengan mereka.

Lingkungan masyarakat seperti keadilan, kemakmuran, keamanan, kesetiakawanan sosial juga dapat mempengaruhi penentuan sikap dan pertimbangan moral seseorang. Melalui pengalaman dan interaksi sosial dengan orang tua, guru, teman sebaya atau orang dewasa lainnya, tingkat moralitas remaja sudah lebih matang jika dibandingkan dengan usia anak- anak. Mereka sudah lebih mengenal tentang nilai- nilai moral atau konsep- konsep moralitas seperti kejujuran, keadilan, kesopanan dan kedisiplinan.

Remaja cenderung memiliki dorongan untuk melakukan perbuatan- perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain. Mereka berperilaku bukan hanya untuk memenuhi kepuasan fisiknya tetapi psikologisnya, seperti rasa puas dengan penerimaan dan penilaian positif dari orang lain tentang perbuatannya.

D. Kepribadian Remaja

Masa remaja ditandai adanya kecenderungan identitas- Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan- kecakapan yang dimilikinya. Remaja seringkali berusaha -0iuuntuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri dengan cara yang ekstrim juga berlebihan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Sehingga tidak jarang oleh sebagian lingkungannya dianggap penyimpangan atau kenakalan.

Dalam hal ini kepribadian merupakan sesuatu yang konstan, namun dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan mungkin terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor- faktor tertentu. Berikut merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian:

1) Faktor Internal → faktor yang berasal dari diri orang itu sendiri. Dapat berupa factor genetis atau bawaan. Misalnya sifat pemarah dari ibunya bukan tidak mungkin akan menurun pada anaknya.

2) Faktor Eksternal → faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Biasanya adalah pengaruh dari lingkungan orang tersebut, missal lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, teman bergaul, sampai berbagai media dan jenisnya seperti acara televisi yang ditonton, buku bacaan dan lain- lain.

E. Kemandirian Remaja

Dalam Bahasa Indonesia, kata “mandiri” diartikan sebagai suatu keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung kepada orang lain. Kemandirian merupakan suatu bentuk perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi masalah yang terjadi serta mampu melakukan berbagai kegiatan dan tidak tergantung dengan orang lain, yang ditujukan untuk kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

Menurut Fasick (dalam Rice, 1996) menyatakan bahwa kemandirian merupakan salah satu aspek yang gigih diperjuangkan dan diidamkan oleh setiap para remaja. Tuntutan adanya separasi atau self-detachment dari para remaja terhadap orang tua atau keluarganya semakin tinggi, hal ini sejalan dengan memuncaknya proses perubahan fisik, kognisi, afeksi, sosial, moral dan mulai matangnya pribadi para remaja saat memasuki masa dewasa awal, dan berkembangnya kebutuhan akan kemandirian (autonomy) dan pengaturan diri sendiri (self directed) dari para remaja.

Steinberg (1993), menyatakan bahwa secara psikososial kemandirian tersusun dari tiga bagian pokok yaitu:
1). Emotional autonomy (kemandirian emosi)
2). Behavioral autonomy (kemandirian untuk bertindak atau berbuat), dan
3). Value autonomy (kemandirian nilai).

Hill dan Holmbeck (dalam Steinberg, 1993) mengemukakan beberapa indikator dari munculnya kemandirian berbuat pada seorang remaja diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Kemampuan untuk membuat keputusan sendiri dan mengetahui dengan pasti kapan seharusnya meminta/ mempertimbangkan nasehat orang lain,
2) Mampu mempertimbangkan bagian-bagian alternatif dari tindakan yang dilakukan berdasarkan penilaian diri sendiri dan saran-saran orang lain,
3) Mencapai suatu keputusan yang bebas tentang bagaimana seharusnya bertindak/ melaksanakan keputusan dengan penuh percaya diri,
4) Value autonomy (kemandirian nilai), yaitu aspek kebebasan untuk memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah, hak dan kewajiban.

Kemandirian mempunyai ciri-ciri yang beragam, banyak dari para ahli yang berpendapat mengenai ciri-ciri kemandirian. Ada lima ciri kemandirian individu menurut Prayitno (1998) yaitu:
1) Pemahaman dan penerimaan diri secara positif dan dinamis
2) Pemahaman dan penerimaan lingkungan secara objektif dan dinamis
3) Pengambilan keputusan secara tepat
4) Pengarahan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambil
5) Perwujudan diri secara optimal

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkah kemandirian, yaitu:
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Konsep diri
4) Pendidikan
5) Keluarga
6) Interaksi sosial

BAB III 
PENUTUP 

A. Kesimpulan

Pada masa remaja ketegangan emosi seseorang seringkali meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya emosi karena remaja berada tidak terkendali, dan tampak irisional tetapi dari tahun ke tahun terjadi perbaikan perilaku emosional. Masa remaja dalam kehidupan sosialnya lebih tertarik dengan kelompok orang yang sebaya dengannya karena mereka beranggapan bahwa kelompok tersebut dapat atau mampu memahami dan mengerti mereka sekaligus sebagai tempat mencurahkan isi hati, tempat melampiaskan perasaan tertekan serta untuk saling bertukar pengalaman. Melalui pengalaman dan interaksi sosial, tingkat moralitas remaja sudah lebih matang jika dibandingkan dengan usia anak- anak sehingga remaja cenderung memiliki dorongan untuk melakukan perbuatan- perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain.

Dalam hal kepribadian remaja seringkali berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri dengan cara yang ekstrim juga berlebihan. Tuntutan adanya separasi atau self-detachment dari para remaja terhadap orang tua atau keluarganya semakin tinggi, hal ini sejalan dengan kebutuhan akan kemandirian dan pengaturan diri sendiri dari para remaja. Sehingga tidak jarang oleh sebagian lingkungannya dianggap penyimpangan atau kenakalan.

B. Saran

Untuk rekan- rekan calon pengajar atau calon guru, hendaknya dapat mengambil manfaat dari makalah ini untuk bekal dalam mengajar anak didik yang notabennya masih dikategorikan dalam usia remaja.

Untuk orang tua, hendaknya dapat mengambil hikmah dari makalah ini dalam rangka mendidik putra- putrinya yang masih berusia remaja.

Untuk para remaja, dengan tersusunnya makalah ini hendaknya dapat mengambil pelajaran tentang bagaimana mengenali dirinya sendiri dan mampu memilih serta memilah hal- hal perilaku yang positif dan negatif pada tahapan usianya.

Sabtu, 17 Agustus 2013

Craig Nicholls: Biodata, Trivia dan Kutipan

Seperti yang kalian tahu, Craig Nicholls adalah frontman dari band The Vines asal Australia. Nah, dibawah ini ada beberapa trivia juga kutipan- kutipan yang doi ucapin sendiri waktu wawancara. Cap cap dicek!

Biodata singkat
Nama: Craig Robert Nicholls
TTL: Sidney, 31 Agustus 1977
Tinggi badan: 175 cm

Trivia
Ayahnya adalah seorang akuntan.
Ayahnya dulu punya band yang namanya The Vynes.
Bandnya, The Vines, adalah band Australia pertama yang dianugerahi menjadi cover majalah Rolling Stone dalam 20 tahun.
Menderita sindrom asperger, semacam gangguan neurobiologist, autisme ringan.
Band favoritnya: Muse, Nirvana, Blur, Swervedriver, Pete Yorn, Depeche Mode, Supergrass, The Beatles, Suede and The Kinks.
Doi enggak mainan komputer.

Personal Quotes/ Kutipan- kutipan pribadi

"Kupikir aku seorang penerbang yang hebat, soalnya aku enggak pernah naik pesawat yang oleng!"

"Kupikir sebaiknya tetap berdiri dengan kaki menyentuh lantai daripada kaki di atas, karena seharusnya kepalamu yang ada di atas."

"Di dunia sinting, orang sinting adalah orang yang waras."

Tentang konsistensi:
Ketika ditanya tentang konsistensinya di atas panggung: "Jika kamu mau konsistensi, dengarkan musik di jukebox."

Ketika ditanya dia merokok ganja: "Aku tidak mengerti bagaimana orang- orang dapat merokok setiap hari dan masih memiliki kewarasan. Hampir kudapati itu sangat mengganggu."

- Syukurlah sekarang udah enggak makan daun lagi karena alasan medis :) \(^0^)/ yeyy ! !

Serius enggak serius:
"Aku adalah orang yang tidak bisa berhenti untuk berbohong. Aku pun tidak mengenali diriku sendiri kalau sedang berbohong, sangat membingungkan."

"Aku dapat menjadi orang yang baik, juga menjadi orang yang benar- benar jahat."

"Lagu- lagu tentang mentari… dan ada satu tentang hujan… Kita ingin membuatnya sesederhana mungkin- kita enggak pinter- pinter amat!"

Waktu ditanya apa yang dia inginkan pada nisannya: “ Craig Nicholls adalah orang yang tidak bisa berhenti untuk berbohong. Aku tak percaya semua orang menanggapi secara serius pada apa yang dia katakan. Dan mesti ada patung Dave Gahan tanpa baju disana, tertulis sleep in peace, my dark angel.”

"Cinta. Sulit. Begitulah mengapa aku mendengarkan musik."

"Kupikir cover album Highly Evolved adalah sebuah dunia mistik fantasi yang pernah kubuat."

"Musik adalah sihir. Obat favoritku: musik dapat sangat mempengaruhi mental dan fisikku dengan cepat."

"Mungkin aku berteriak kegilaan, selebihnya tidak membuatku capek."

"Beberapa orang pikir aku membosankan. Beberapa orang pikir aku… menyenangkan. Beberapa orang pikir aku menyedihkan. Kupikir aku ada ditengah- tengah. Aku benar- benar tidak mengerti. Aku tak pernah benar- benar memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentangku."

Waktu mau promo album Melodia:
"Tak pernah kubayangkan band ini akan berakhir. Semua itu masa lalu. Sungguh, kami menganggap itu masa lalu. Baik dan yang kurang baik. Sangat lucu bagiku kalau kamu peduli."

"Maaf kalau aku bersumpah, dan demi segalanya.. Kupikir itu membuatku kuat."

"Masih kurasa kalau orang- orang tak menanggapi kami secara serius karena aku punya sisi jiwa kebadutan. Memaksaku menyentuh momen- momen yang paling penting."

Untuk saat ini itulah yang dapat saya posting tentang Craig Nicholls.Untuk mempermudah saya translate sendiri, kurang- lebihnya itu yang bisa saya tangkap. Terimakasih. Have a fun time!

Senin, 29 Juli 2013

Ultraviolet- Metamorphic Version


Malam hari adalah waktu yang sangat panjang. Cahaya lampu berkerlap- kerlip disekitar jalanan. Keramaian kota kian menyepi. Setelah senja menggeser matahari, dunia menjadi milikku dan kegelapan tengah malam pun mengakui kekuatanku.
Kulihat satu lagi sebuah zaman baru dengan modernisasi sebagai misinya. Kurasakan kota tua sebagai persembunyianku ini semakin dipenuhi kejayaan peradaban maju. Walaupun kudapati diriku hanya dapat berjalan di kegelapan, setiap perubahan itu nyata adanya.
Pagi hari adalah gerbang sebuah dunia yang menajubkan dengan keajaiban dimana- mana. Matahari di langit membuat separuh hari secerah suasana yang dipancarkannya. Keberadaanku berada di bayang- bayang gelap. Cahaya belum menemukanku disini.
Kutunggu satu hal terjadi sebelum membaringkan diriku sejenak. Sebuah jendela dengan gorden berwarna gelap yang menutupi, menjadi celahku untuk menantinya, menengok ke sebuah kolam air mancur di tengah kota yang dapat menggiurkan banyak orang yang kehausan. Disanalah dia berkilauan di bawah spektrum- spektrum cahaya yang dapat membunuhku.
Seorang gadis, tampaknya tak begitu istimewa dan sering diabaikan keberadaannya, berdiri dengan membawa sekeranjang penuh mawar. Hingga matahari meninggi, orang- orang terlalu sibuk dengan pekerjaannya, gadis itu belum beranjak dari sana. Satu atau dua orang sesekali mendekatinya dan dia memberikan bunganya. Tetapi keranjangnya masih terlihat penuh. Lalu entah apa yang terjadi sementara mentari memaksaku untuk bersembunyi dalam bayangan kembali.
Sudah lama kuperhatikan dirinya. Ada detakan lemah melesat dengan kecepatan cahaya saat kucoba menghela napas seperti yang dapat kulakukan pada ratusan tahun sebelumnya. Mungkin hanya seorang gadis penjual bunga yang selalu diabaikan dan tak pernah dipedulikan oleh hampir seisi kota ini. Tetapi ini adalah perasaan klasik seperti saat aku menantikan kekasihku, seorang gadis bangsawan nan cantik pada masaku. Terbesit dalam benakku masalah tentang reinkarnasi. Sangat aneh, namun populasi di dunia ini malah semakin bertambah.
Pernah pula ingin memangsanya. Namun rasa tak rela itu mampu melebihi kekuatanku. Aku menjadi semakin peduli dan terobsesi padanya. Hingga suatu malam kuabaikan pembatas- pembatas antara kehidupanku dan kehidupannya. Kudekati dia..
Gadis itu membalikkan badannya kearahku. Kami sama- sama terkejut! Tapi tak berapa lama dia tersenyum padaku. Lalu kupinta setangkai mawar yang tersisa di keranjangnya dengan mahkota bunga semerah darah. Mawar itu seolah menjalankan metabolisme dalam tubuhku. Sangat harum. Aromanya mengeringkan tenggorokanku. Rasa haus yang kurasakan semakin membutuhkan pelayanan. Aku tak akan bisa bertahan lebih lama disekitarnya.
“ Kau lupa dengan uang kembaliannya,” katanya saat kutinggalkan dia beberapa langkah.
Tenggorokanku telah dilanda kekeringan yang amat sangat. “ Ambil saja,” suaraku serak.
“ Terimakasih. Kau baik sekali.”
Hari- hari berikutnya masih kutemui dirinya. Gadis itu selalu menyuguhkan senyuman klasiknya padaku saat dia tahu aku mendekatinya. Senyumannya sangat manis bahkan lebih manis daripada aroma bunga manapun.
“ Kau tinggal dimana?” tanyanya.
Setiap kali dia berkata padaku, kurasakan seolah alam semesta mengembalikan jiwaku. “ Disana..” kutunjuk bangunan tua di sebelah timur.
“ Benarkah kau tinggal disana?”
“ Yeah,” anggukku.
“ Apa ada hal yang aneh?” tanyanya lagi.
“ Tidak,” senyumku.
Kemudian dia bergumam sendiri, “ Ah, lagipula itu hanya mitos..”
Dia benar. Keberadaanku adalah mitos dikalangan masyarakat masa kini. Mungkin saja akan menjadi cerita yang sangat mengerikan baginya. Bagaimana kalau dia mengetahui siapa diriku yang sebenarnya?
“ Kelihatannya kau sangat tegang. Apa aku menakutimu?” gadis ini membuyarkan pikiranku.
“ Maaf. Aku ada pekerjaan malam ini,” aku pun pergi dengan sedikit kewaspadaan akan kemungkinan kecurigaannya tentang keberadaan makhluk sepertiku di gedung tersebut.
Matahari senja telah tenggelam sangat dalam ke belahan dunia yang lain. Entah aku telah melanggar berapa ribu aturan bahkan takdirku dan takdirnya, namun selalu kudatangi dia setiap malam walaupun indentitasku semakin terancam. Aku benar- benar tidak bisa membiarkannya jauh dari jangkauanku.
“ Boleh kutahu untuk siapa kau membeli bunga- bungaku?” tanyanya suatu kali.
Kuperhatikan dirinya yang amat sangat kelelahan. Rambutnya yang seharusnya tergerai lembut dan tersibak indah tertiup semilir angin malam hanya berkutik sedikit. Matanya berair dan kantung matanya semakin gelap. Namun aku tak pernah mempedulikan bagaimana rupanya selama ini. Dialah gadis yang membangkitkan jiwa di batinku, memberikan nafas untuk mencium kehidupan sekali lagi. Membuatku ingin selalu menjaganya untukku selamanya.
“ Kau sedang apa?” sepertinya dia malu karena kelakuanku.
“ Kau bisa marah?” tanyaku sambil memalingkan pandangan.
“ Terkadang. Tetapi tidak. Aku tak bisa marah,” dia menghela napas.
Kurasakan pada helaan napasnya memacu fungsi paru- paruku kembali. “ Baiklah. Bungamu hanya kubeli dan kubiarkan kering di kamarku,” biar kulihat bagaimana raut wajahnya setelah mencerna baik- baik kalimatku. Dan dialah orang teraneh di dunia yang pernah kutemui. Apa yang dia pancarkan dengan raut wajah kekanak- kanakan seperti itu?
“ Begitu?” dia tertawa polos, menghanyutkanku lebih dalam pada rasa penasaranku. Dia benar- benar membuatku bingung menuju kematian.
“ Apa kau tidak marah?”
Gadis itu menggelengkan kepalanya. “ Apa kau memiliki kekasih?” sejenak dia menerawang langit malam yang mendung.
“ Tidak. Sudah lama dia meninggalkanku,” lalu dia memandangku dengan raut wajah meragukanku. “ Kau hanya perlu tahu bahwa di akhir waktu dia ada di neraka.”
“ Apa yang kau bicarakan?”
“ Dia bunuh diri.”
Selama beberapa detik gadis itu menunduk, mengigit bibirnya kemudian memandangku lagi. “ Maafkan aku. Aku turut berduka,” katanya lirih bagaikan bisikan nina bobo malaikat dari dimensi nun jauh.
 “ Kami sangat percaya pada kekuatan cinta itu sendiri. Aku yakin kami akan bertemu disana.”
“ Kau tidak akan bunuh diri juga, kan?” tanyanya sangsi.
Tanpa sengaja keluar suara tawa kecil, mengejek, beresonasi kejam di perbatasan ruang dan waktu kami. Kurasa gadis itu kecewa. Dia kecewa dan diam.
...
Beberapa hari berlalu, kucoba mengabaikannya. Bahkan ketika waktu tidurku menyatu kembali pada alam raya. Segalanya menjadi lebih gelap. Aku pun lapar dan semakin brutal. Entah ada berapa banyak warga kota kini telah mati kekeringan darah karenaku. Walaupun begitu aku selalu mengawasinya, bersembunyi di waktu yang kupikir tak tepat bagiku untuk menampakkan diriku sendiri.
 “ Apa kau sakit parah?”
“ Kenapa kau berpikir begitu?” aku bertanya balik.
“ Kau tak sering menemuiku akhir- akhir ini. Bahkan.. kuperhatikan dirimu saat pertama kali, kau tampak tak sehat.”
“ Menurutmu penyakit apa?” godaku.
“ Mana aku tahu,” katanya ngeri.
“ Tebaklah!”
“ Leukimia?” dia tidak begitu yakin.
Kupalingkan wajahku pada tiang lampu di sekitar kolam air mancur dan tertawa sejadinya.
“ Jangan membuatku khawatir..” dia hampir menangis.
Setelah kukembalikan fokusku padanya, kutatap matanya. “ Seharusnya aku sudah mati dari dulu, kan?”
Sepertinya dia kesal dengan permainanku.
“ Baik. Maafkan aku. Tapi sekarang aku terlihat baik- baik saja, kan?” senyumku.
Dia melirik lalu menghela napas, “ Jadi kenapa?”
“ Tidak apa- apa.”
“ Kau bohong padaku!” katanya kecewa.
“ Baiklah,” aku tak pernah berharap melihatnya kecewa padaku seperti itu, “Apa kau percaya dengan mitos yang diceritakan orang akhir- akhir ini?”
“ Tidak. Ini doktrinasi sejak kecil. Aku tidak suka hal- hal yang berbau metafisik,” jelasnya.
“ Jadi kau belum pernah ketakutan melihat hantu dan semacamnya?” tanyaku lagi.
“ Ya.. Jadi kenapa?” dia tertawa frustasi. “ Dengarkan aku. Ketakutan itu hanya ada di pikiranmu..” salah satu tangannya bergerak hampir menyentuh kepalaku. Maksudku ingin menepisnya agar dia tidak menyentuhku, namun tangan kami bersinggungan.
Jeda. Dia diam sesaat dengan segala proses pemikirannya.
“ Kau dingin,” ekspresi wajahnya berubah seketika. Dia begitu terkejut, sementara aku khawatir dalam diam.
“ Brisa..” bisikku. Tetapi tangannya sudah bergerak menelusuri lenganku dan berhenti di pipiku.
“ Apa yang terjadi? Apa yang selama ini kau lakukan?” tanyanya sambil melakukan hal yang sama padanya. Kukira dia berpikir bahwa selama ini aku bekerja keras hingga demam.
Sesaat aku diam tak bergeming. Dia mungkin akan sangat kecewa. Tidak. Dia akan ketakutan dalam periode waktu yang lama. Tak pernah disangkanya dia yang tak pernah keluar dari pikiran rasionalnya mendapati dirinya bercengkerama dengan iblis. Bahkan mungkin dicintai sang iblis.
Ketakutanku semakin menjadi- jadi. Apakah dia akan meninggalkanku jika dia tahu? Apakah aku akan menjadi kisah nyata yang sangat mengerikan untuk diingat baginya? Brisa pemberani, tetapi dia tidak pernah menjumpai hal- hal semacam ini.
 “ Aku tak mempunyai pekerjaan. Aku tak melakukan apa- apa. Aku pemangsa. Aku brutal juga rentan. Aku tak dapat keluar di siang hari karena kulitku..” kataku dalam bisikan, “ Sinar matahari dapat membakarnya hingga membunuhku.”
Dia menarik tangannya kembali dengan gemetar. Gadis ini kelihatan hancur, ketidak-percayaan terpancar dari wajah yang kelelahan itu. Rupanya ketidakpatuhanku pada aturan kami selama ini membuatku semakin sekarat.
 “ I- ini tidak mungkin..” kata- kata yang keluar dari mulutnya terasa getir untuk dirinya sendiri ucapkan. Kuperhatikan bagaimana dia semakin ketakutan setiap detiknya. Hingga akhirnya dia berhasil beranjak pergi bersama keranjangnya meninggalkanku mematung sepi.
Memang benar inilah akhirnya, aku menyesal telah mengatakannya. Tidak akan pernah ada waktu dan kondisi yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya padanya. Aku juga tak mampu membayangkan kalau gadis itu merelakan jiwanya hanya karena diriku. Zaman mungkin mempengaruhi pemikiran soal cinta tidaklah sesempit pandangan Romeo dan Juliet.
Malam- malam selanjutnya kulalui sendirian dengan berjalan menyusuri jalanan kota yang sangat sepi. Lampu- lampu pertokoan mati memperjelas lukisan nyata langit di alun- alun kota. Brisa tidak menampakkan dirinya lagi setelah malam itu. Dia tahu sekarang. Kami adalah dua makhluk yang bertolak belakang, aku pemangsa dan dialah mangsaku. Begitulah seharusnya takdir kami.
Begitu suatu malam tiba ketika bulan hampir memasuki masa baru. Kulihat sosok yang beberapa waktu ini kurindukan. Dia berdiri jauh di tengah keramaian malam. Seketika matanya menangkapku. Aku tersenyum.
“ Kita bertemu disaat yang tepat,” kata- kata itu terasa sulit saat diucapkannya. Sekali lagi, air mukanya memang sulit untuk diterjemahkan. “ Aku sudah tidak menjual mawar lagi,” tersirat bahwa dia ingin mengatakan sesuatu yang amat sangat kubenci. “ Aku akan menikah.. minggu depan.”
Ujung bibirku menarik sengaja, lebih seperti mengeluarkan ejekan egois. “ Bagus.”
Mata Brisa berkaca- kaca dan berusaha menyembunyikan itu.
 “ Sebelumnya menjelang siang.. Aku mau melihatmu,” kataku.
“ Kau tidak akan bisa melawan matahari,” katanya.
Aku menarik ujung bibirku lagi. “ Disini, Brisa.”
Sayangnya dia menghindar untuk menatapku lekat- lekat. “ Aku tidak ingin berjanji padamu,” kata Brisa mengenaskan. Matanya yang merupakan jelmaan bintang fajar memijar sepi, meredup, dan dalam sekejap akan menghilang akibat tabrakan bintang. Gadis itu pun pergi bersama angin yang mengusap air matanya.
…                                         
Siang itu sebagian permukaan bumi tertutup bayangan bulan. Setelah menunggu dengan putus asa, Brisa muncul dengan blazer tua warna merah dan genggaman di balik tubuhnya. Dibenaknya tersimpan banyak praduga, dapat kubaca itu.
Brisa mendekat. Tak kusangka dia tersenyum dengan senyuman itu. Senyumnya lebih merona dibandingkan saat malam- malam yang telah terukir nyata di luasnya memoriku. Namun hanya terhitung beberapa detik sudah bayangannya menembus sistem penglihatanku lalu terpenjara dalam memori otakku disaat redupnya kekuatan mentari yang memberikanku kesempatan terakhir.
Hingga waktunya sudah hampir lebih dari yang tata surya ini berikan kepadaku. Kepalaku menengadah kepada mentari yang tak pernah dapat berteman denganku. Lalu kudengar suaranya bergetar bagaikan refrain sebuah lagu kematian. Dan kutahu perlahan bulan bergeser membiarkan sinar matahari melukaiku..
Tiba- tiba sebuah bayangan menghalangi proses kematianku. Bayangan yang benar- benar meneduhkan makhluk yang tak dapat diterima ini.
Tubuh beserta gagang payung yang dia pegang menghantamku, “ Jangan, Viktor! Aku ingin bersamamu. Lupakan pernikahanku! Aku juga tidak peduli kau akan bersamanya di neraka. Aku hanya ingin kau selalu di dekatku selagi aku menemukanmu ada di dunia ini.”

Kuraih wajahnya. Hangat. Kehangatan bintang terbesar di seluruh jagat raya ini mengalir dari ujung jemariku, naik ke ruas- ruas jariku hingga memecahkan heningnya degup jantung tua yang akhirnya terasa bahwa selama ini bekunya luar biasa.

Senin, 29 April 2013

Cara Mudah dan Simpel Memutar Lagu Sendiri di Blog

Assalamu’alaikum…

Well, saya mau ngasih tips buat teman- teman yang mungkin masih kebingungan sampe- sampe gigit laptop buat menarik pembaca di blog dengan cara memutar musik secara otomatis. So langsung ke inti, teman- teman bisa memasang lagu dengan cara mencopy- paste embed dari http://www.divine-music.info

Kalo lagu yang teman- teman cari enggak ketemu bisa pratik aja dengan cara berikut:

Pertama, tentukan lagu yang akan dipasang.

Kedua, search lagunya di www.4shared.com (inget ya formatnya kudu swf, “swf” loh yaa).

Kalo enggak ada, teman- teman bisa upload sendiri di 4shared. Buat convert dari mp3 ke swf bisa download mp3 to swf converter di google banyak kok (cuma kalo udah diconvert lagunya bisa kepotong, soalnya cuma 60% aja yang bisa diconvert. Pinter- pinter aja diedit dulu lagunya ditambahi durasinya biar kalo diconvert ke swf bisa full, kalo kepanjangan ngeditnya trus setelah diconvert juga kepanjangan ya bonus buat yang berkunjung... hehehe, dikira- kira aja deh).

Ketiga, kalo udah ketemu lagunya atau udah diupload lagunya.. klik kanan file lagu trus copy link/ dapatkan link.

Ini adalah contoh link lagu (True As The Night dari The Vines) :

http://www.4shared.com/document/La3ApK8o/True_As_The_Night_-_The_Vines.html

Tulisan document silahkan diganti dengan embed .

Tulisan html silahkan diganti swf .

Jadinya begini:

http://www.4shared.com/embed/La3ApK8o/True_As_The_Night_-_The_Vines.swf 

Kemudian teman- teman masukkan link yang sudah diubah itu ke code dibawah ini, ganti yang bercetak tebal merah dibawah ini:



<embed src="http://www.4shared.com/embed/La3ApK8o/True_As_The_Night_-_The_Vines.swf" width="240" height="26" allowfullscreen="true" allowscriptaccess="always"></embed>


Setelah  dapat code embed dari lagu yang diinginkan, masuk ke tata letak, tambah gadget, pilih java script, paste codenya, simpan, lihat blog kamu sendiri dan taraatt...!! Musik berputar secara otomatis dan kamu sudah bisa nyantai sambil minum- minum bajigur, wedhang jahe atau kopi..

Mudah dan simple kan? Silahkan teman- teman mencobanya..

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kalian semua.
Wassalamu’alaikum…